Pertama, (dan terutama) Arifinto tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat, yakni mengikuti sidang dengan baik dan menyampaikan aspirasi konstituennya.
Kedua, menerobos larangan pemerintah mengakses konten porno.
Ketiga, tidak memberi contoh yang baik kepada khalayak umum, minimal kepada anak-anak sekolah.
Keempat, tidak mengikuti kebijakan PKS yang memikili tagline: bersih dan peduli.
Kelima, tidak memperlihatkan ahlak yang sesuai dengan asas partai Islam.
Keenam, tidak taat kepada pimpinan sidang yang saat itu sedang berbicara.
Ketujuh, tidak ikut membantu memperbaiki citra DPR yang tengah disorot. Dia malah ikut menjerumuskan dewan ke persepsi yang makin jelek.
Kedelapan, sebagai wakil ketua fraksi PKS di MPR dia tidak memberi contoh kepada koleganya yang lain
Kesembilan, sebagai anggota Komis V yang antara lain membidangi komunikasi, dia seharusnya memberi contoh tak mengakses gambar porno.
Kesepuluh, walau ada pembelaan bahwa Arifinto juga manusia, namun dia melihat gambar porno di waktu dan tempat yang salah.
Artikel Terkait: