Misteri Hilangnya Atlantis


Dalam buku Critias dan Timaeus, Plato, seorang filsuf Yunani kuno (427 – 347 SM) menceritakan sebuah kota yang memiliki peradaban memukau yang terletak di daratan raksasa di atas Samudra Atlantik. Kota ini dikenal dengan nama Atlantis. Masyarakat Atlantis sangat bangga pada kekayaan yang mereka miliki. Kota dengan peradaban sangat maju tersebut dapat menghasilkan emas dan perak dalam jumlah tak terhitung. Bahkan, dinding kerajaan Atlantis terbuat dari emas dan pagarnya terbuat dari perak.
Bukan hanya itu, kota ini juga memiliki pelabuhan dan kapal terlengkap, bahkan telah mampu menciptakan benda semacam pesawat. Namun, semua kemegahan itu lenyap dalam waktu semalam. Sebuah gempa dahsyat menenggelamkan kota ini ke dasar laut. Atlantis yang hilang sampai saat ini masih menjadi misteri.

Benarkah Atlantis Disapu Tsunami?
Menurut para ahli Institut Kelautan Leibniz, Kiel, Jerman, telah ditemukan tanda-tanda adanya sebuah bencana besar dua millennium lalu di Samudra Atlantik. Bencana dahsyat itu terjadi karena pinggir beting benua Afrika terbelah dan menghamburkan puing-puing ke seluruh lepas pantai Maroko, bagian selatan dari kepulauan Canary. Ilmuwan menduga bahwa super tsunami inilah yang telah melenyapkan Atlantis yang dipercaya terletak di cekungan Atlantik.

Menguak jejak Atlantis
Atlantis selalu menarik perhatian. Penemuan-penemuan di dasar Samudra Atlantik selalu dikaitkan sebagai Atlantis yang hilang. Terhitung sejak 1968, kejadian-kejadian aneh bermunculan. Di kepulauan Bimini sekitar Samudra Atlantik, beberapa penyelam secara tidak sengaja menemukan sebuah jalan besar membentang dari batu raksasa di dasar lautan.
Jalan itu dibangun dengan menggunakan poligon dan batu persegi panjang yang disusun sangat rapi meskipun ketebalan batu berbeda antara satu dan yang lainnya. Penemuan itu tentu saja membuat orang bertanya-tanya, benarkan jalan tersebut merupakan pos kerajaan Atlantis?
Pada awal 1970, di sekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, beberapa ilmuwan mencoba bereksperimen dengan melakukan pengeboran pada kedalaman 800 meter di dasar laut. Konon kabarnya mereka menemukan sebuah daratan yang telah ada sejak 12000 tahun silam, sebuah daratan yang mirip dengan Atlantis ketika masih berdiri di atas Samudra Atlantik. Apakah di sinilah tempat hilangnya Atlantis?
Pada 1979, dengan menggunakan piranti modern yang sangat canggih, para ilmuwan Amerika dan Prancis meneliti dasar laut Atlantis. Betapa terkejutnya mereka ketika menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” Bermuda. Piramida tersebut ukurannya lebih besar daripada piramida yang ada di Mesir. Ukuran panjangnya mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak antara puncak piramida dengan permukaan samudra sekitar 100 meter. Keanehan piramida ini, bagian bawahnya terdapat dua lubang raksasa tempat mengalirnya air laut dengan kecepatan yang sangat tinggi. Apakah piramida ini dibangun oleh peradaban Atlantis?

Penyelidikan dengan Google Earth
Tabliod The Sun mengabarkan seorang berkebangsaan Inggris telah melakukan penyelidikan tentang keberadaan Atlantis dengan menggunakan Google Earth. Kabarnya, orang tersebut menemukan bukti-bukti tentang keberadaan kota tersebut. Bukti-bukti yang dimaksud adalah sisa-sisa tembok yang saling silang seukuran Inggris.
Menurutnya, sangat tidak mungkin jika hal itu terjadi atas dasar kebetulan. Bahkan, makhluk secerdas manusia pun tak mampu membangun garis-garis sepanjang 3,5 mil semacamnya jika berada di dalam air laut. Penemuan ini muncul di sepanjang 620 mil laut Maroko, di dekat kepulauan Canary.
Menanggapi hal ini, Google menyatakan, “Memang benar banyak sekali hal baru yang ditemukan setelah Google Earth diluncurkan. Antara lain ditemukannya sebuah hutan di Mozambik berisi spesies langka yang belum diketahui jenisnya dan terumbu karang Australia serta sisa peninggalan vila Romawi kuno.” Namun, pihak Google membantah pernyataan sang penemu tadi. Google memberitahukan bahwa yang terlihat di dasar laut itu merupakan Bathymetric (seafloor terrain) data dari kapal yang sedang mengambil pengukuran di dasar laut. Jadi garis tersebut merupakan jalan perahu selama mengumpulkan data.


Artikel Terkait: